Menurut Ibnu Sambodo, efiseinsi yaitu campuran bensin-udara yang bisa
masuk ke dalam silinder. Untuk mendapatkan angka 100 persen memang
susah. Banyak faktor yang mendukung. Seperti diameter payung klep,
porting, karburator dan knalpot.
Soal karbu, payung klep lebar
dan knalpot, mekanik lokal sudah banyak yang tahu. “Tinggal porting yang
belum dimainkan,” jelas Ibnu. Makanya dari dulu sudah banyak yang
pasang klep lebar namun kenyataanya motor belum bisa lari kencang
Porting
yang dilakukan guna memperlebar lubang isap dan buang. “Menurut buku
Four Stroke Perpormace Tuning, karya A. Graham Bell, besarnya 80 persen
dari diameter katup,” jelas Ibnu.
Namun angka 80 persen tidak
mengikat. “Mekanik sendiri yang harus merasakan ubahan itu,” jelas Ibnu.
Tentu berdasarkan coba-coba.
mempercepat aliran bahan bakar-udara
menuju ruang silinder. Caranya dengan menaikkan posisi klep. Sitting
klep dan katup naik. “Sehingga kepala silinder bisa dipapas abis dan
kompresi bisa besar.
Cara mempercepat aliran laju gas bakar juga
diterapkan Benny Djatiutomo pada Jupiter besutan Hokky Krisdianto dan H.
Ichal. Caranya dudukan intake manifold di kepala silinder dipapas.
Besarnya angka papasan sekitar 4 mm. Cukup.
Ilmu Porting Luar (1) CFM = Aliran Gas Bakar
Istilah
CFM masih asing di telinga mekanik lokal. Ini ilmu 4-tak impor didapat
mekanik Indonesia yang belajar ke luar negeri. “Artinya debit aliran gas
bakar di lubang isap dan buang. Satuannya CFM (Cubic Feet Minute),”
sebut mekanik yang tahu CFM tapi ogah disebut nama.
Sudah pasti
bisa ditebak. Mekanik yang belajar khusus keluar negeri yaitu Benny
Djatiutomo ke Swedia. Atau Tomy Huang ke Australia. Beny mekanik Star
Motor, Jakarta dan Tomy penemu CDI Cibinong.
CFM dalam
satuan Inggris. Kalau satuan metriknya m3/detik. Atau cc/detik. Untuk
mengukur CFM harus menggunakan alat yang disebut flowbenches atau bahasa
sininya flowmeter.
Angka CFM sangat besar artinya. Makin besar
CFM akan didapat daya kuda yang melangit. “Angka CFM paling tinggi
kastanya. Kemudian menyusul kem, kompresi dan pengapian,” jelas sumber
yang belum mau sesumbar itu.
Angka CFM disensor dari lubang isap
dan buang. Untuk mengetahui aliran di titik tertentu dipasangi sensor.
Kemudian dialiri udara. Maka sensor akan mendapatkan sinyal kecepatan
debit udara itu.
Untuk mendapatkan CFM yang besar, porting lubang
isap dan buang harus benar-benar bagus. Banyak faktor lain yang juga
mempengaruhi. Seperti sudut atau tekukan manifold, bentuk dan kerataan
lubang, besar payung dan batang klep. Serta bentuk bibir klep dan ruang
bakar.
Berarti kunci tenaga besar letaknya di kepala silinder.
Sesuai dengan komentar Scott Crouse, penulis di website Chevy High
Performance. Katanya begini, kunci untuk mendapatkan tenaga kuda besar
tergantung di kepala silinder. Bentuk lubang (isap dan buang), aliran
gas bakar ke silinder dan ke luar silinder.
Ketika mengorek
mesin, kepala silinder dulu yang disasar. Aliran lubang isap dan buang
dibenahi. Selanjutnya bawa ke bengkel yang punya flowmeter. Bisa ditebak
besar alirannya dalam satuan CFM.
Untuk mengkonversi dalam satuan dk atau HP tinggal dikalikan. Rumusnya sederhana, yaitu: HP = 0,256 x cfm
Dari
bisik-bisik, Yamaha Jupiter-Z pacuan Hokky Krisdianto sekitar 65 cfm.
Maka daya kudanya bisa dicari. Tinggal dikalikan 0,256. Hasilnya 16,64
dk (HP). Menurut Beny, dari dynotest didapat 18 dk.
Bisa lebih
besar 2 dk, sebab pengapian, kompresi dan kem mendukung. Jika faktor itu
kurang bagus, penurunannya juga turun sekitar 2 dk. Jadi, gampang
sekali sebenarnya menggapai daya kuda besar. Tinggal bikin dulu porting
yang benar.
Ilmu Porting Luar (2) Perbesar CFM
Minggu
lalu sudah dibahas Cubic Feet Minnute alias CFM yang menyatakan aliran
gas bakar di lubang isap dan buang. Kenaikan CFM seiring dengan daya
kuda yang dihasilkan mesin. Untuk itu mekanik perlu berlomba menaikan
angka itu. Caranya ditempuh dengan memperbaiki kinerja kepala silinder.
Bagaimana
caranya? Dari pengalaman, intip saja kepala silinder Jupiter-Z pacuan
Hokky Krisdianto yang dibenahi di Swedia lewat Benny Djatiutomo. Atau
Honda Legenda dan Karisma milik BRT (Bintang Racing Team) yang dibenahi
di Australia lewat Tomy Huang dari Cibinong. Yuk dilihat. Aong
KLEP LEBAR DAN LIFT
Debit
gas bakar bisa dipompa dengan pasang klep payung lebar. Semua mekanik
sudah tahu itu. Ditempuh lewat cara mengubah posisi sudut klep. Justru
lebih penting lagi tinggi angkat katup dan durasi harus dinaikkan. Tentu
lewat papas pantat kem.
Durasi juga sudah banyak yang tahu,
tinggal lift. Makin tinggi angkat katup, CFM akan terdongkrak. Namun
tidak bisa mematok lift setinggi-tingginya. Terbentur mentok seher dan
pegas klep yang tidak kuat.
Batas ideal, rata-rata setiap bebek
110 dan 125 cc tinggi angkat katup sekitar 6 mm. Akan diraih angka CFM
yang besar dan pegas klep dianggap masih aman. Sebab yang bagus jarak
main pegas katup tidak abis sampai mentok.
Diusahakan jarak main
pegas hanya tertekan setengah. Sebab bila lewat dari itu, klep akan
menutup lebih telat lantaran per loyo. Bahkan timbul suara kraaakkk…
kasar di kepala silinder bila gas dibejek abis.
Jarak main klep
bisa dilihat langsung. Per klep tanpa tekanan diukur dulu. Kemudian per
ditekan sampai mentok. Nah, perbedaan panjang kondisi bebas tanpa
tekanan dan ada tekanan itu namanya jarak main pegas.
ATUR ULANG LUBANG
Agar
aliran gas bakar lebih cepat keluar-masuk ruang silinder, lubang isap
dan buang dipersingkat. Jangan sampai berkelok-kelok. Arahnya
diluruskan. Seperti yang ditempuh Benny Djatiutomo dan Tomy Huang,
menambal permukaan lubang yang berkelok.
Setelah ditambal, lubang
isap dan buang diperlebar kembali. Menggunakan pisau tuner, dikikislah
bagian depan yang ditambal tadi. Agar besar lubang tetap seperti semula.
Namun
lem yang digunakan untuk menambal lubang berkelok masih jadi rahasia.
Maklum untuk mendapatkan ilmu CFM perlu biaya besar dan harus keluar
negeri. Tapi, bagi yang mau ikutan dan punya dana cekak, cukup baca
MOTOR Plus dan kembangkan sendiri. Kan murah meriah, makanya baca terus…
PENGARUH BATANG KLEP
Memang
sih besar batang katup dipangaruhi besar bos klep. Namun perlu
dicermati, lihat batang katup yang dekat payung klep. Pasti ada bagian
yang mengecil. Itu artinya, ketika klep sedang membuka diusahakan batang
yang kecil itu tepat di tengah lubang isap atau buang.
Alasan
itu supaya CFM besar. Sebab batang klep juga bisa menghambat aliran gas
bakar. Itu sebabnya dari pabrik klep yang bagus di batang ada bagian
yang mengecil. Terutama yang dekat payung klep itu.
Ilmu Porting Luar (3) Trik Perbesar Debit Gas Bakar
Yuk
dilisting dulu. Brother yang punya Honda Karisma 125, Shogun 125, Honda
Supra Fit, Supra X 125, Smash 110 dan Kymco Cevira silakan tukar
informasi soal sakelar sein. Meski beda pabrik, sakelar sein motor tadi
sama persis.
Jadi kalau ada masalah dan pengin beli sakelar
sesuai merek tapi barang lagi nggak ada, bisa bilang ke nci penjaga toko
carikan sakelar lain. Tinggal sebut sakelar sein merek dan tipe motor
di atas.
KLIK - DetailBeberapa pengalaman, sakelar sein Honda
Karisma agak sulit di toko. Lain dengan milik Supra, Smash atau Shogun.
Padalah barangnya sama. Untuk orisinal tertulis Toyo Denso atau Japan
Toyo Denso di milik Honda atau SGP (Suzuki Genuine Part). Merek lain
juga ada semisal Boramtek.
Em-Plus membongkar kedok salah satu
motor untuk membuktikan. Yang jadi contoh Suzuki Shogun 125. Setelah
dibuka, ada soket tiga kaki untuk dudukan sakelar tadi. Saat dicoba,
peranti Karisma, Smash sama persis dengan milik Shogun (gbr. 1).
Ilmu Porting Luar (4) Tiru Trik Mekanik Amrik
Berkunjung
ke bengkel MBG di Jogja, mereka terkenal bikin mobil drag race dan
sering dapat order ubah posisi sudut kemiringan klep motor. Di sana
terdapat Flowbench merek Superflow tipe 110 untuk mengukur hasil
porting kepala silinder.
Sekalian belajar menggunakan Superflow
lewat bantuan Widodo yang jadi operator alat buatan Amrik itu. Lebih
menarik lagi ada buku manual cara menggunakan alat pengukur debit gas
bakar itu. Cuma sori coy, katanya hanya orang tertentu boleh tahu.
Pada
bab 4.0 menerangkan bentuk dan besar lubang isap ideal. Guna didapat
aliran gas bakar maksimum. Khusus untuk intake atau lubang isap dengan
suplai karburator atau sistem injeksi.
Jelasnya, perhatikan (gbr.
1). Ukuran venturi atau moncong karbu 0,85 dari diameter klep. Untuk
motor 4-tak Indonesia susah mencari angka ini. Hasilnya pasti kecil
sekali. Sebab basis dasar motor balap yang dipakai adalah bebek jalanan
untuk ke pasar.
Tapi, regulasi bisa dijadikan patokan. Jika bebek
110 cc langsung pasang karburator 24. Bebek 125 cc tinggal caplok karbu
28 mm. Gampang, kan!
Tinggal lubang manifold. Digambarkan sebesar diameter klep. Besarnya akan sama dengan lubang atas di kepala silinder.
Bagian
ketiga ada lagi yang mengecil. Sebesar 0,85 kali diameter klep (0,85D).
Contoh klep bebek 125 cc dari regulasi baru klep 31 mm. Maka 0,85 x 31 =
26,35 mm. Posisi ini katanya berada 12 mm di atas sitting klep (dudukan
klep).
Ilmu Porting Luar (5-Abis) Hal Kecil Pengaruhi CFM
Guna
mendapatkan CFM besar masih banyak cara yang perlu dilakukan.
Berpatokan dari buku Flowbent Operator Manual SF-110/120 dari Superflow
Corporation Amerika. Buku itu menjelaskan cara penggunaan alat pengukur
CFM yang mempengaruhi daya kuda mesin.
Berikut hal kecil yang mempengaruhi besaran CFM.
Tinggi Angkat Katup (Lift)
Soal
tinggi angkat katup pernah juga dibahas MOTOR Plus. Namun ketika itu
masih berpatokan pada pegas klep lokal yang belum kuat. Akhirnya
mengambil cara aman dengan berpatokan pada jarak bebas main per.
Masih
ada patokan bisa dijadikan pegangan dari buku panduan Superflow itu.
“Tinggi angkat katup mempengaruhi aliran gas bakar di mesin,” jelas
Widodo, operator Superflow dari MBG Racing Team Jogja.
Menggunakan
Superflow, bisa dilihat pada tabel untuk beberapa lift yang berbeda.
Tentu berdasarkan percobaan dan pengukuran. Mesin harian kebanyakan
tinggi angkat katup diambil aman, sekitar 0,25 x d (d=diameter klep).
Untuk
mesin racing diambil ekstrem. Berkisar 0,30 x d atau 0,35 x d. Jika di
Yamaha Jupiter-Z 110 aplikasi klep diameter lebar 27 mm. Lift yang ideal
bisa digapai sekitar 27 x 0,3 = 8,1 mm. Tinggi sekali, kan?
Dari
hasil pengukuran Superflow bisa dilihat tabel. Angka yang ideal CFM
tertinggi harusnya 27 x 0,35 = 9,45 mm. Namun rasanya lumayan sukar
untuk mencapai angka lift sebesar itu.
Banyak yang perlu
dipertimbangkan. Seperti ketahanan pegas. Jarak main bebas pegas dan
kekerasan per itu sendiri. Jika lift kelewat tinggi pegas enggak kuat
atau malah loyo. Masalahnya komplek.
Menurut Benny Djatiutomo
dari Star Motor Jakarta, banyak faktor mesti diperhatikan. Bisa saja
caplok per keras agar kuat. Namun risiko gesekkan tinggi dan tenaga
mesin berkurang.
Begitu juga menurut Tommy Huang yang pernah
meriset per sampe ke Taiwan. Katanya lumayan susah untuk mencapai lift
setinggi 9 mm. Karena pegas yang terlalu pendek dan bahan yang enggak
kuat. Akhirnya pria berkamata itu cari aman, mematok lift Honda Karisma
tim BRT (Bintang Racing Team) 6 mm.
Hasil riset pegas dari penemu
CDI Cibinong itu akhirnya dikomersialkan. Mengimport dari Taiwan khusus
per ideal. Dikasih merek BRT (Bintang Racing Team).
RUANG BAKAR DONGKRAK TORSI
Buku
panduan cara menggunakan Superflow juga menerangkan desain ruang bakar.
Katanya ruang bakar yang bagus mampu mendongkrak torsi. Untuk mesin
1.000 cc torsi mengembang sampai 100-108 Nm.
Untuk bebek lokal yang berada di rentang 110-125 cc, tinggal dibagi. Kenaikannya berkisar 10 Nm atau 1 kgm. Cukup lumayan.
Perlu
diketahui juga. Ruang bakar yang bagus mampu menimbulkan efek
turbulensi gas bakar. Juga mampu mempersingkat waktu pembakaran. “Seting
timing pengapian harus lebih mundur (retard),” jelas Benny yang belajar
ilmu korek ke Swedia itu.
Berarti efek turbulensi ruang bakar
seperti mesin kompresi tinggi. Waktu pengapian harus mundur alias dekat
TMA (Titik Mati Atas).
setting silinder head
Unknown
●
Jumat, 04 Oktober 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar